Nama : Dede Mafason
Npm : 21412775
Kelas : 4IC03
Dosen : Sandhi Prajaka
Mata Kuliah : Teknologi Informasi dan Multimedia
Npm : 21412775
Kelas : 4IC03
Dosen : Sandhi Prajaka
Mata Kuliah : Teknologi Informasi dan Multimedia
MULTIMEDIA
A. Media Pembelajaran
·
Pengertian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut
agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup
kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja
tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan.
Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
·
Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar;
·
Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
·
Seluk-beluk proses belajar;
·
Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
·
Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
·
Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
·
Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
·
Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
·
Usaha inovasi dalam media pendidikan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
· Manfaat
Dalam suatu proses belajar mengajar,
dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media
pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode
mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai,
meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu
fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa
pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara
umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan
efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih
rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media
dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih
interaktif
4. Efisiensi dalam
waktu dan tenaga
5. Meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa
6. Media
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7. Media dapat
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8. Merubah peran
guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
1.
Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
2.
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
3.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
4.
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
C. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media Pembelajaran banyak sekali
jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga
media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh
guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah
tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang
secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya
tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.
Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah
media cetak (buku). selain itu banyak juga sekolah yang telah
memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan
obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD,
slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan
meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru.
Anderson
(1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb
B. Computer Aided Instruction (CAI)
CAI adalah singkatan dari Computer Aided Instructions yang artinya adalah sistem komputer
yang dapat menyampaikan pengajaran secara langsung kepada penerima informasi
melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang telah diprogramkan.
Komputer sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran/ informasi,
petunjuk dalam menyelesaikan soal-soal latihan yang ada juga sekaligus sebagai
penilai. Dengan menggunakan komputer
diharapkan mahasiswa lebih berminat dan menyukai materi yang diajarkan dalam CAI tersebut. Mahasiswa
diberi peluang untuk belajar secara interaktif dengan komputer dan tidak membebankan
. Metode sistem pembelajaran CAI ini mahasiswa belajar mengikuti kemampuan
sendiri langkah demi langkah dan boleh mengulangi materi jika tidak dipahami.
- Computer Aided Learning (CAL)
CAL ialah metode Pengajaran dan Pembelajaran
dengan Bantuan Komputer. CAL bisa dibilang kemajuan dari metode pembelajaran
via komputer dimana, pengguna (User) bisa lebih mudah & cepat dalam
memahami & menerapkan informasi apa yang di pelajarinya melalui tampilan
gambar yang menarik (Audio Visual) dari WEB tersebut. Dengan metode pembelajaran yang memanfaatkan
komputer, siswa mampu belajar secara mandiri. Hal ini memberi suatu alternatif
belajar yang baru selain belajar dari guru sekolah sebagai satu-satunya sumber
informasi. Siswa juga dapat mengulang pelajaran itu secara mandiri dengan
pembelajaran yang menggunakan perangkat lunak sebagai sumber informasi. Proses
pendidikan yang konvensional dilakukan dengan menggunakan buku dan sistem
pendidikannya hanya melibatkan guru saja sebagai pihak yang aktif. Guru
mengajar siswa secara lisan atau dengan media berupa papan tulis, sedangkan
para siswa berupaya menghafal sebanyak mungkin informasi yang diberikan. Ini
berbeda sekali dengan adanya teknologi komputer, seperti yang digunakan sekarang ini.
- E – Learning
·
Pengertian
E-learning adalah suatu sistem atau konsep
pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber:
1.
Pembelajaran
yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik
atau komputer
sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).
2.
Proses
pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
3.
Sistem
pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang
dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa
(Ardiansyah, 2013).
·
Karakteristik
E-learning
Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning
bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan
atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan
informasi.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
1.
Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik.
2.
Memanfaatkan
keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
3.
Menggunakan
bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di
komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan
dimana saja.
4.
Memanfaatkan
jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
·
Manfaat
E-learning
Manfaat E-learning adalah:
1.
Fleksibel.
E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses
perjalanan.
2.
Belajar
Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang
kendali atas keberhasilan belajar.
3.
Efisiensi
Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara,
efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi
biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309)
adalah:
1.
Penggunaan
E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan
daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
2.
Meningkatkan
partisipasi aktif dari mahasiswa.
3.
Meningkatkan
partisipasi aktif dari mahasiswa.
4.
Meningkatkan
kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
5.
Meningkatkan
kualitas materi pendidik dan pelatihan.
6.
Meningkatkan
kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dimana
dengan perangkat biasa sulit dilakukan.
·
Kelebihan
E-learning
Kelebihan E-learning ialah memberikan
fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai
kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro
(2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :
1.
Lebih mudah
diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi,
suara, video.
2.
Jauh lebih
efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum
audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.
3.
Jauh lebih
ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan,
mata pelajaran sesuai kebutuhan.
4.
Tersedia 24
jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat
dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.
·
Kekurangan
E-learning
Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova
(2006:354) adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan peralatan
tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb). Kekurangan
E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut :
1.
Kurangnya
interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.
2.
Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya
aspek bisnis/komersial.
3.
Proses
belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4.
Berubahnya
peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT
(information, communication, dan technology).
5.
Tidak semua
tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
6.
Kurangnya
sumber daya manusia yang menguasai internet.
7.
Kurangnya
penguasaan bahasa komputer.
8.
Akses pada
komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta
didik.
9.
Peserta didik
bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video
karena peralatan yang tidak memadai.
10.Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
11.Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga
penduan dan fitur pertanyaan diperlukan.
12.
Peserta didik
dapat merasa terisolasi.
- Augmented Reality
Augmented
Reality adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun
tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan
benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang
sepenuhnya menggantikan kenyataan, namun Augmented Reality hanya menambahkan
atau melengkapi kenyataan.
Benda-benda
maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya
sendiri. Hal ini membuat Augmented Reality sesuai sebagai alat untuk membantu
persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang
ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam dunia nyata. Selain menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata, Augmented
Reality juga berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada. Menambah
sebuah lapisan gambar maya dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan
lingkungan nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah
meja dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok dan
lantai kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga menutupi meja
nyata dari pandangan pengguna.
Augmented
Reality dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan,
dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer,
industri manufaktur, Augmented Reality juga telah diaplikasikan dalam
perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam.
Sumber :